OPINI: Dampak Covid-19 Terhadap Dunia Pendidikan
Bukan hanya dunia pekerjaan saja yang kena imbas Covid-19, dunia pendidikan pun ikut guncang.
Saat kabar Covid-19 memasuki negara Indonesia, tentunya ada banyak perasaan was-was dari berbagai kalangan, termasuk para guru dan orang tua murid.
Sekolah masih berjalan seperti biasanya. Proses belajar mengajar masih efektif, para guru mulai menerapkan hidup sehat pada anak didiknya tanpa terkecuali.
Tiba-tiba datang kabar sekolah diberhentikan untuk sementara waktu. Lalu, bagaimana respons guru? Para guru tentunya hanya bisa patuh terhadap peraturan pemerintah. Karena pemerintah ingin yang terbaik baik rakyatnya.
Bagaimana pandangan orang tua siswa? Mereka awalnya memberikan berbagai pertanyaan dan permintaan pada pihak sekolah. Ada banyak kekhawatiran untuk proses pembelajaran bagi anaknya. Apalagi untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, yang pastinya harus banyak bimbingan dari para guru.
Namun, setelah didiskusikan dengan pikiran terbuka, para orang tua mulai memahami tentang alasan kenapa sekolah diberhentikan selama 14 hari atau dua minggu.
Waktu 14 hari ini untuk melihat bagaimana perkembangan Covid-19. Apakah semakin meluas atau korbannya semakin sedikit dan bisa dikendalikan kembali?
Saat sekolah diliburkan, sekolah pun tidak duduk diam. Para guru selalu memberikan yang terbaik untuk menunjang kegiatan belajar mengajarnya.
Salah satu program yang dikeluarkan pemerintah untuk proses belajar mengajar ialah belajar online atau daring. Jadi, setiap harinya para guru memberikan tugas kepada siswanya di aplikasi google room atau WhatsApp group. Namun, program ini pun terdapat pro dan kontranya.
“Saya bukannya tidak setuju dengan program daring, tapi tidak setiap orang tua mampu membeli kuota. Apalagi saat pandemi seperti ini, untuk makan saja masih susah, apalagi untuk keperluan kuota,” ungkap salah satu orang tua siswa.
Pendapat tersebut mau tidak mau harus ditampung para guru untuk bahan evaluasi. Nah, di sebagian daerah dan sekolah tinggi (Universitas) sudah datang anggaran untuk pembelian kuota supaya tidak ada lagi komplain tersebut.
Waktu 14 hari tidak cukup mampu untuk melihat kondisi Indonesia yang sebenarnya. Kabar pasien yang positif Covid-19 semakin meningkat angkanya. Dan otomatis sekolah pun diperpanjang pemberhentiannya.
Satu bulan lamanya. Para siswa sudah semakin bosan dengan hastag dirumahaja. Apalagi selama pembelajaran daring, setiap harinya tugas diberikan dan semakin menumpuk. Akhirnya banyak sekali para siswa yang mengeluhkan tugas-tugasnya.
“Saya sangat setuju jika sekolah kembali seperti semula. Pembelajaran daring membuat saya tertekan dengan berbagai tugas yang setiap harinya semakin menumpuk. Tapi materi yang disampaikan sangatlah singkat,” ucap salah satu siswa SMP.
Bukan hanya dijenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas saja. Bahkan para mahasiswa pun banyak mengeluh atas dampak dari pandemi Covid-19 ini. Mereka mengaku sudah jenuh belajar di rumah. Jadwal pelajaran yang tidak stabil membuat mereka susah untuk meluangkan waktu. Mereka hanya bisa duduk melihat informasi via ponsel dan mengerjakan tugas di laptopnya.
“Ngeri juga pendidikan di era sekarang. Banyak siswa yang hadir hanya menulis absen saja, tetapi tidak mengikuti aktivitas belajar online. Hingga mereka akhirnya nyaman dengan dunia yang jauh dari belajar,” ucap salah satu alumni siswa SMA.
Setelah kekacauan mulai merambat. Akhirnya di tahun ajaran baru, keluarlah program pembelajaran rulling, yaitu guru-guru datang ke rumah siswa yang sudah dibagi-bagikan kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk antisipasi ketidaknyamanannya siswa belajar.
Dari beberapa kejadian yang dialami, bisa diartikan pentingnya kerja sama antara guru dan siswa serta orang tua dan anaknya.
Memang banyak sekali dampak negatif dari Covid-19 untuk pendidikan, namun tanpa disadari saat pandemi berlangsung anak dan orang tua bisa semakin dekat, mereka berubah menjadi guru privat masing-masing anaknya.
Harapannya tetap sama, semoga pandemi ini cepat berlalu dan kehidupan kembali ke semula.
0 Comments